Aliyah Muhdi menggantungkan kesehatan pada insulin
untuk mengontrol gula darah yang membubung. Menjelang tidur, ia meraih
alat suntik mirip pena dan menyuntikkan di lengan kiri. Dosis sekali
suntik 14 unit dengan durasi 6-10 detik. Perempuan 44 tahun itu
menyuntikkan insulin ke lengan secara bergantian setiap malam. Bila
malam ini ia menyuntik di lengan kiri, maka esok malam di lengan kanan
begitu seterusnya.
Lokasi penyuntikan insulin harus bergantian karena menyuntik insulin
di daerah yang sama merangsang perlemakan dan menyebabkan gangguan
penyerapan insulin. Jika tiba giliran menyuntik di lengan kanan, Aliyah
tak lagi sanggup melakukannya sendiri. Sebab, dokter mengamputasi ibu
jari kiri dampak diabetes mellitus. Ibu jari tangan kirinya luka dan
bernanah pada pengujung 2011.
Sepekan kemudian luka itu menghitam. Aliyah bergegas pergi ke dokter
karena luka semakin parah. Hasil pemeriksaan menunjukkan, jaringan pada
ibu jari mati dan dokter menyarankan untuk amputasi. Akibat kehilangan
ibu jari itu ia tak mampu menekan alat suntik insulin. Sang suamilah,
Muhammad Helmi, yang rutin menyuntikkan insulin di bahu kanan.
Pingsan
Insulin berperan dalam metabolisme glukosa bagi sel. Sejatinya, sel beta
di pankreas memproduksi hormon insulin. Namun, pada pasien diabetes sel
beta mengalami kelainan sehingga produksi insulin tak cukup mengurai
glukosa. Akibatnya, kadar glukosa dalam darah meningkat. Pada pasien
diabetes kadar gula darah usai makan lebih dari 200 mg/dl.
Derita ibu dua anak itu berawal pada pertengahan 2009. Ketika itu ia
menderita diare. “Saya bolak-balik ke kamar mandi lebih dari 10 kali
sehari,” katanya. Aliyah mengonsumsi obat warung, tetapi tak mempan
menghentikan diare hingga 3 hari. Kondisi badan perempuan itu sangat
lemas akibat kekurangan cairan. Muhammad Helmi membawanya ke rumah sakit
umum terdekat di Benowo, Kota Surabaya, Provinsi Jawa Timur.
Dalam perjalanan ke rumah sakit, Aliyah pingsan. Di sana dokter
memeriksa Aliyah, termasuk mengambil sampel darah. Penyebab pingsan itu
akhirnya terkuak, kadar gula darah Aliyah tinggi, mencapai 500 mg/dl;
kadar normal, 120 mg/dl. Hari itu, pada pertengahan 2009, Aliyah dirawat
hingga dua pekan hingga kadar gula darah 200 mg/dl. Selama dalam
perawatan, Aliyah mendapatkan obat penurun gula darah.
Sepulang dari rumah sakit itulah ia mempunyai aktivitas rutin
menyuntikkan insulin sekali sehari sebelum tidur. Untuk mengontrol kadar
gula darah, perempuan kelahiran Mojokerto 16 Maret 1968 itu mengurangi
konsumsi makanan dan minuman kaya gula. Dokter di rumah sakit Pusat
Pertamina Jakarta, dr Asep Saepul Rohmat SpPD, menuturkan diabetes
mellitus terjadi karena gula darah dalam pankreas naik.
Kenaikan itu akibat gangguan metabolisme produksi insulin dalam
pankreas yang ditandai dengan tingginya kadar gula darah. Tubuh
memproduksi insulin sesuai kebutuhan dan asupan makanan. Penderita
diabetes mellitus biasanya mengalami proses produksi insulin yang
berkurang dan fungsi insulin yang menurun.
Komplikasi
Menurut ahli penyakit dalam di rumah sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD)
Gatot Subroto, Dr dr Aris Wibudi SpPD KEMD, selain akibat adanya
kerusakan pada organ pankreas, lemak pada rongga perut juga memicu
diabetes mellitus. “Lemak itu mengeluarkan zat-zat proinflamasi yang
memicu proses peradangan dengan derajat rendah dan kronis (menahun).
Akibat peradangan itu mempengaruhi kerja organ di seluruh tubuh, seperti
pankreas, otot, dan liver. Itu sebabnya diabetes memicu komplikasi,”
katanya.
Berbagai penyakit mengikuti diabetes, seperti gangguan penglihatan,
kerusakan saraf, disfungsi ereksi, dan komplikasi jantung. Sekitar
75-80% kematian pada diabetesi karena kelainan jantung dari pembuluh
darah. Itu akibat timbulnya lemak di pembuluh darah sehingga aliran
darah terhambat. Jika itu terjadi di pembuluh darah jantung, memicu
serangan jantung.
Dokter Aris menuturkan pemicu lemak rongga perut karena konsumsi
tinggi karbohidrat dan minyak. Kegemukan pun mengarah di bagian perut.
Menurut Ketua Tim Dokter Kepresidenan itu diabetes menyerang anak-anak
hingga orang dewasa. “Padahal dahulu secara teori anak-anak jarang ada
yang terserang obesitas. Kini, mereka terkena diabetes karena makannya
tidak dijaga,” kata Aris.
Bawang Berlian
Gejala diabetes di antaranya sering merasa sangat haus, sering buang air
kecil, dan lelah atau letih. Yang disebut terakhir itu karena lemak
dibakar sebagai pengganti glukosa, tubuh kurus serta zat-zat perombak
(seton dan asam-asam) mengasamkan darah. Kondisi itu berbahaya karena
menyebabkan koma diabetikum atau pingsan sebagaimana pengalaman Aliyah.
Sebelum dokter mendiagnosis diabetes, ia memang sering lelah. “Saya kira
hanya lelah biasa karena kecapaian bekerja sehingga tidak pernah
mengecek ke dokter,” katanya.
Meski rutin menyuntikkan insulin dan menjaga pola makan, kondisi
Aliyah tak kunjung membaik. “Badan masih lemas,” katanya. Itulah
sebabnya Aliyah dan suami mencari pengobatan herbal. Ia pernah mencoba
berbagai herbal, tapi belum ada yang cocok. Hingga akhirnya seorang
rekan menyarankan untuk konsumsi bawang berlian. Sejak Juni 2012 Aliyah
mengonsumsi masing-masing dua kapsul umbi Eleutherine americana pada
pagi dan sore. Aktivitas menyuntik insulin ia tinggalkan.
Tiga hari pascakonsumsi, Aliyah merasakan perubahan. “Badan terasa
segar. Luka di tangan akibat tergores pisau saat memasak pun mengering,”
katanya. Padahal, luka itu biasanya baru sembuh setelah sepekan. Pada
orang normal, luka tergores mengering dalam 2-3 hari. Kini, tiga bulan
setelah rutin konsumsi bawang berlian, kondisi Aliyah membaik dan bisa
menyelesaikan pekerjaan rumahnya seperti mencuci dan mengepel lantai.
Sayang, Aliyah belum memeriksakan diri ke dokter lagi sehingga kadar
gula darahnya belum diketahui. “Saya berpatokan kalau badan istri saya
segar dan bisa mengerjakan pekerjaan rumah sendiri, berarti keluhan
diabetesnya pun berkurang,” ujar Helmi. Meski kondisinya membaik, Aliyah
tetap mengonsumsi bawang berlian, tapi dosis berkurang hanya 1 kapsul
pada pagi dan sore.
Riset Ilmiah
Khasiat bawang berlian mengatasi diabetes mellitus sesuai dengan
penelitian Maria DPT Gunawan Puteri dan rekan dari Divisi Biosains,
Universitas Hokkaido, Jepang. Maria berhasil mengisolasi 3 senyawa aktif
dalam Eleutherine americana: eleutherol, eleutherinoside A, dan
eleuthoside B.
Hasil uji aktivitas daya hambat, menunjukkan senyawa aktif yang
berperan paling tinggi dalam menghambat alfa-glukosidase adalah
eleutherinoside A dengan nilai IC50 0,5 Mm, yaitu 5 mg/50 gram sampel.
Artinya hanya dengan dosis 5 mg, separuh sampel terhambat.
Alfa-glukosidase di permukaan membran sel usus berperan memecah pati dan
disakarida menjadi glukosa. Jika aktivitas alfa-glukosidase terhambat,
penyerapan glukosa juga terhambat sehingga kadar gula di darah juga
berkurang.
Menurut herbalis di Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat, Valentina
Indrajati, bawang berlian mengandung senyawa alkaloid yang memiliki
aktivitas hipoglikemik atau penurun kadar glukosa darah. Itulah sebabnya
konsumsi rutin bawang berlian mampu mengontrol kadar gula darah. Itu
persis pengalaman Aliyah Muhdi mengonsumsi ekstrak bawang berlian.
Selain mujarab mengatasi diabetes mellitus, bawang berlian juga
manjur untuk mag. Lihat saja pengalaman Chusnur Ismiati di Lamongan,
Jawa Timur, yang menderita mag selama 17 tahun sejak 1990. “Pemicunya
karena stres. Sebab saya mesti mengurus adik dan semua kebutuhan
sendiri, mulai dari sekolah dan lainnya,” ujar perempuan 41 tahun itu.
Setiap kali mag menyerang, dadanya sesak. “Seperti ada gas yang mendesak
ke atas sehingga dada sesak,” kata Ismiati.
Liver Terancam
Mag menyerang lambung karena luka atau peradangan di lambung. Dokter dan
konsultan kesehatan di Jakarta, dr Zuhaida Mahfud, menuturkan beberapa
penyebab mag seperti konsumsi makanan asam, pedas, dan alkohol. Konsumsi
obat seperti aspirin juga menjadi pemicu. Asam salisilat dalam aspirin
merangsang lambung. Gejalanya perih di ulu hati, mual, dan kembung.
Menurut dr Zen Djaja, dokter dan konsultan kesehatan di Jakarta, mag
berimbas menyerang lever bila pasien membiarkan tanpa pengobatan. Dokter
alumnus Universitas Katolik Atmajaya itu mengatakan, “Luka di lambung
menyebabkan pengolahan makanan tidak sempurna sehingga memacu kinerja
lever yang merupakan organ penyerap racun. Lama-kelamaan fungsi hati
menjadi terganggu.”
Akibat mag, Chusnur Ismiati menjalani rawat inap di rumah sakit di
Surabaya selama 2 pekan pada 1991. Hasil rontgen dan pemeriksaan dokter
menunjukkan ada gas dan infeksi lambung. Dokter menyarankan mantan
pegawai sebuah bank pemerintah itu untuk mengonsumsi bubur dan
menghindari makanan pedas, tidak banyak pikiran, dan disiplin makan.
Ismiati patuh pada semua saran demi kesembuhan.
Sayang, meski sudah menjaga pola makan, maag masih kerap datang.
Namun, sejak rutin mengonsumsi kapsul bawang berlian pada 2007, Ismiati
kian membaik. Ia mengonsumsi 2 kapsul bawang berlian sebelum sarapan.
Perubahan yang ia rasakan antara lain sesak napas akibat mag hilang.
Yang lebih menggembirakan, alergi terhadap makanan laut yang ia derita
pun berkurang. “Padahal dulu setiap habis menyantap hidangan laut,
seperti kepiting, udang, dan cumi, pasti muncul bentol merah di tangan
dan wajah,” katanya.
Uji Toksisitas
Bawang berlian yang tokcer membantu mengatasi aneka penyakit itu bukan
herbal baru di tanah air. Beberapa herbalis seperti Wahyu Suprapto di
Batu, Jawa Timur, dr Prapti Utami (Tangerang Selatan, Banten), Valentina
Indrajati (Bogor, Jawa Barat) meresepkan bawang berlian sejak 7-10
tahun lalu. Mereka meresepkan bawang berlian untuk beragam penyakit
seperti kolesterol, hipertensi, stroke, dan kanker.
Ada anggapan sebagian kecil orang bahwa bawang berlian asal
Kalimantan lebih berkhasiat. Padahal, para herbalis itu memperoleh
bawang berlian dari para pekebun di berbagai daerah antara lain di
Bogor, Yogyakarta, Lampung, dan Pontianak. Artinya asal bawang berlian
tak mempengaruhi khasiat. Indikasinya banyaknya pasien yang kondisinya
kian membaik meski mengonsumsi bawang berlian bukan dari Kalimantan.
Sayang belum ada riset tentang kandungan senyawa aktif terkait lokasi
budidaya. Menurut peneliti dari Sekolah Farmasi Institut Teknologi
Bandung, Dr Sukrasno, kandungan kimia eleutherine yang terbanyak pada
bagian pangkal umbi bagian dalam. Eleutherine senyawa antioksidan
sebagai antibakteri, antikanker, dan penangkal radikal bebas. “Ibaratnya
eleutherine mengorbankan dirinya untuk diserang radikal bebas itu.
Akibatnya radikal bebas tak sampai merusak tubuh,” kata doktor Botani
alumnus Universitas Edinburgh, Inggris, itu.
Meski mendapat sebutan bawang, sejatinya bawang berlian tak
berkerabat dengan bawang merah atau bawang putih yang anggota famili
Liliaceae itu. Bawang berlian anggota famili Iridaceae juga sohor
sebagai bawang dayak, bawang sabrang, atau bawang kapal.
Lalu amankah mengonsumsi bawang berlian? Armiin Stefani dari Sekolah
Farmasi Institut Teknologi Bandung menguji toksisitas akut ekstrak
bawang dayak terhadap mencit. Hasil uji toksisitas menunjukkan nilai
LD50-dosis yang menyebabkan 50% kematian hewan uji-bawang berlian di
atas 3,6 g per kg bobot tubuh. Artinya, jika pasien berbobot tubuh 60
kg, konsumsi 216 gram ekstrak bawang berlian per hari masih aman. Bukan
saja aman, konsumsi bawang berlian terbukti mujarab mengatasi beragam
penyakit. Umbi berwarna merah itu kini menjadi panasea baru.
(Rosy Nur Apriyanti/Peliput : Andari Titisari, Bondan Setyawan, Khais Prayoga, Riefza Vebriansyah, dan Tri Istianingsih)
| JUAL BAWANG DAYAK SIDOARJO | DISTRIBUTOR BAWANG DAYAK KALIMANTAN ASLI |
BalasHapusKami menjual bawang dayak langsung dari petani di Kalimantan, bawang bukan hasil kebun yang di tanam menggunakan pestisida, namun bawang kami hasil LIAR tumbuh di Kalimantan. Jadi khasiatnya masih alami dan bisa di bandingkan dengan bawang Dayak lainnya.
Khasiat :
Menyembuhkan semua penyakit kronis dalam tubuh
Menyembuhkan segala jenis Kanker dan Kista
TBC
Asma
Migrain
Vertigo
Ambeien
Amandel
Maag
Radang Usus
Ginjal, Prostat
Diabetes
Asam urat
Hipertensi / Darah Tinggi
Darah Rendah
Epilepsi
Gangguan pencernaan lambung
Kolesterol
Gondok
Bronkhitis
Stamina
Gangguan seksual / Vitalitas
Keputihan
Sakit Pinggang
Stroke, Jantung
Hepatitis, Insomnia
Pelupa
menurunnya fungsi ingatan
Harga :
Rp. 50.000 /Kg ( Bawang Segar )
Rp. 60.000 / 1/2Kg ( Bawang kering )
Harga beli min. 5 Kg : Rp. 40.000 /Kg
Kami menerima reseller seluruh indonesia / yang berminat menjadi agen kami. Pengiriman Via JNE / TIKI / POS
P. Sidokare Asri QQ. 2 - Sidoarjo Kota
08563430171 ( 24 Jam )
http://goo.gl/hIEt3u